Athaf dan Fungsinya dalam Bahasa Arab
Athaf adalah lafazh yang mengikuti (taabi’) kalimat sebelumnya dengan mediator abjad athaf. Athaf terbagi dua macam, yaitu:
Athaf bayan adalah tabi' yang serupa dengan na'at dalam hal menerangkan identitas matbu'-nya (yang diikutinya) jika matbu'-nya ma'rifah.
Contoh :
اَقْسَمَ بِاللهِ اَبُوْ حَفْضٍ عُمَرُ = Abu Hafsah alias Umar bersumpah kepada Allah
untuk men-takhsis matbu'-nya, jika matbu'-nya nakirah.
Contoh :
هَذَا خَاتِمٌ حَدِيْدٌ = Ini adalah cincin besi
Athaf berbeda dengan na'at karena ia berupa isim jamid dan tidak muawwal bil musytaq, sedangkan na'at selalu musytaq atau muawwal bil musytaq. Athaf bayan ini diubahsuaikan dengan yang diikutinya dalam empat perkara dari sepuluh perkara yang ada.
Athaf nasaq yaitu tabi' yang diantara ia dan matbu'-nya terdapat salah satu abjad dari kesepuluh huruf athaf berikut: waw, fa, tsumma, hatta, am, au, imma, bal, laa, dan lakin. Huruf yang pertama sampai yang ketujuh memperlihatkan makna kebersamaan (tasyrik) dalam hal i'rab dan makna, sedangkan yang ketiga lainnya hanya tasyrik dalam hal i'rab saja. Apabila di-athaf-kan kepada yang marfu' maka ia pun di-rafa'-kan, bila di-athaf kepada manshub maka iapun di-nashab-kan, dan bila di-athaf-kan kepada jar maka iapun di-jar-kan, atau apabila di-athaf-kan kepada jazam maka iapun di-jazm-kan, seakan-akan halnya dalam acuan-contoh berikut:
صَدَقَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ
"Benarlah Allah dan Rasulnya". (al-Ahzab:22).
وَمَنْ يُّطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
"Barang siapa ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya (an-Nisa':13).
اَمِنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ
"Berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya". (al-Hadid:7)
وَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا يُؤْتِكُمْ اُجُوْرَكُمْ وَلاَ يَسْئَلْكُمْ اَمْوَالَكُمْ
Jika kalian beriman serta bertaqwa, Allah akan memberikan pahala kepada kalian dan Dia tidak akan meminta harta-harta kalian.
Dengan kata lain, kedatangan Zaid barangkali sebelum 'Amr atau berbarengan atau setelahnya.
Makna fa menunjukkan urutan dan penyusulan (tartib dan ta'qib), seperti dalam firman Allah ta'ala berikut:
اَمَاتَهُ فَاَقْبَرَهُ = "Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur ('Abasa:21).
Tsumma menunjukkan makna tartib dan tarakhi, seperti dalam firman Allah berikut:
ثُمَّ اِذَا شَاءَ اَنْشَرَهُ = "kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali". ('Abasa:22).
Pemakaian hatta untuk athaf jarang terjadi, dan diisyaratkan hendaknya ma'thuf bih nya merupakan isim zhahir, dan merupakan pecahan dari ma'thuf alaih serta merupakan kesudahan (ghayah) darinya.
اَكَلْتُ السَّمَكَةََ حَتَّى رَأْسَهَا = Aku memakan ikan hingga kepalanya.
Pada lafazh رَأْسَهَا dibaca dengan nashab, namun boleh juga dibaca jar dengan mengaggap hatta sebagai abjad jar, boleh juga dibaca rafa' (رَأْسُهَا) dengan menganggap bahwa hatta sebagi karakter ibtidaiyyah, dengan lafazh رَأْسُهَا sebagai mubtada sedangkan khabar-nya dibuang, berikut bentuk lengkapnya: حَتَّى رَأْسُهَا مَاْكُوْلٌ
Am menunjukkan makna mencari/menuntut ketentuan (thalabut ta'yin) bila ia jatuh setelah hamzah yang memasuki salah satu di antara dua lafazh yang sederajat, misal:
أَزَيْدٌ عِنْدَكَ أَمْ عَمْرٌو = apakah Zaid berada disimu ataukah 'Amr?
Au menunjukkan makna pilihan (takhyir) atau pembolehan sehabis perintah (ibahah sesudah thalab), misal:
تَزَوَّجْ هِنْدًا أَوْ أُخْتَهَا = nikahilah Hindun atau saudaranya
جَالِسِ اْلعُلَمَاءَ أَوِ الزُّهَّادَ = pergaulilah ulama atau oranng-orang zuhud
atau menunjukkan makna ragu (syak), atau pengaburan (ibham), atau tafdhil apabila ia jatuh setelah kalimat berita (khabar), bukan perintah, misal:
لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ
"Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". (al-Kahfi:19).
وَاِنَّا اَوْ اِيَّاكُمْ لَعَلَى هُدًى
"Dan sesungguhnya kami atau kalian (orang-orang musyrik) niscaya berada dalam kebeenaran". (Saba:24).
كُوْنُوْا هُدًا اَوْ نَصَرَى
"Hendaklah kalian menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani,...(al-Baqarah:135).
Imma dengan hamzah yang di-kasrah-kan, maka maknanya sama dengan au bila jatuh sesudah khabar atau perintah, seperti:
تَزَوَّجْ اِمَّا هِنْدًا وَإِمَّا أُخْتَهَا = Nikahilah Hindun atau saudara-saudaranya
Adanya juga suatu pendapat yang menyampaikan bahwa bantu-membantu athaf itu hanyalah menggunakan waw, sedangkan imma adalah abjad tafshil (rincian).
Bal untuk menunjukkan makna idhrab, seperti:
قَامَ زَيْدٌ بَلْ عَمْرٌ = Zaid telah berdiri, bahkan 'Amr
Lakin untuk memperlihatkan makna susulan (istidrak), seakan-akan:
مَا مَرَرْتُ بِرَجُلٍ صَالِحٍ لَكِنْ طَالِحٍ = Aku tidak bertemu dengan laki-laki saleh tetapi pria yang fasik.
Huruf laa untuk me-nafi-kan aturan lafazh yang tiba sehabisnya, seperti:
جَاءَ زَيْدٌ لاَعَمْرٌى = Zaid telah datang, bukan 'Amr
Demikian artikel tentang Athaf dalam Bahasa Arab. Semoga bermanfaat!
Athaf bayan Aathaf nasaq
Athaf Bayan
Athaf bayan adalah tabi' yang serupa dengan na'at dalam hal menerangkan identitas matbu'-nya (yang diikutinya) jika matbu'-nya ma'rifah.اَقْسَمَ بِاللهِ اَبُوْ حَفْضٍ عُمَرُ = Abu Hafsah alias Umar bersumpah kepada Allah
untuk men-takhsis matbu'-nya, jika matbu'-nya nakirah.
هَذَا خَاتِمٌ حَدِيْدٌ = Ini adalah cincin besi
Athaf berbeda dengan na'at karena ia berupa isim jamid dan tidak muawwal bil musytaq, sedangkan na'at selalu musytaq atau muawwal bil musytaq. Athaf bayan ini diubahsuaikan dengan yang diikutinya dalam empat perkara dari sepuluh perkara yang ada.
- Dalam segi-segi i'rab yang tiga
- Dalam hal tadzkir dan ta'nits.
- Dalam hal ta'rif dan tankir
- Dalam hal ifrad, tatsniyah dan jamak
Athaf Nasaq
Athaf nasaq yaitu tabi' yang diantara ia dan matbu'-nya terdapat salah satu abjad dari kesepuluh huruf athaf berikut: waw, fa, tsumma, hatta, am, au, imma, bal, laa, dan lakin. Huruf yang pertama sampai yang ketujuh memperlihatkan makna kebersamaan (tasyrik) dalam hal i'rab dan makna, sedangkan yang ketiga lainnya hanya tasyrik dalam hal i'rab saja. Apabila di-athaf-kan kepada yang marfu' maka ia pun di-rafa'-kan, bila di-athaf kepada manshub maka iapun di-nashab-kan, dan bila di-athaf-kan kepada jar maka iapun di-jar-kan, atau apabila di-athaf-kan kepada jazam maka iapun di-jazm-kan, seakan-akan halnya dalam acuan-contoh berikut:صَدَقَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ
"Benarlah Allah dan Rasulnya". (al-Ahzab:22).
وَمَنْ يُّطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
"Barang siapa ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya (an-Nisa':13).
اَمِنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ
"Berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya". (al-Hadid:7)
وَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا يُؤْتِكُمْ اُجُوْرَكُمْ وَلاَ يَسْئَلْكُمْ اَمْوَالَكُمْ
Jika kalian beriman serta bertaqwa, Allah akan memberikan pahala kepada kalian dan Dia tidak akan meminta harta-harta kalian.
Fungsi Huruf Athaf
Makna waw menunjukkan muthlaqul jami', seperti: جَاءَ زَيْدٌ وَعَمْرٌى = Telah datang Zaid dan 'AmrDengan kata lain, kedatangan Zaid barangkali sebelum 'Amr atau berbarengan atau setelahnya.
Makna fa menunjukkan urutan dan penyusulan (tartib dan ta'qib), seperti dalam firman Allah ta'ala berikut:
اَمَاتَهُ فَاَقْبَرَهُ = "Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur ('Abasa:21).
Tsumma menunjukkan makna tartib dan tarakhi, seperti dalam firman Allah berikut:
ثُمَّ اِذَا شَاءَ اَنْشَرَهُ = "kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali". ('Abasa:22).
Pemakaian hatta untuk athaf jarang terjadi, dan diisyaratkan hendaknya ma'thuf bih nya merupakan isim zhahir, dan merupakan pecahan dari ma'thuf alaih serta merupakan kesudahan (ghayah) darinya.
اَكَلْتُ السَّمَكَةََ حَتَّى رَأْسَهَا = Aku memakan ikan hingga kepalanya.
Pada lafazh رَأْسَهَا dibaca dengan nashab, namun boleh juga dibaca jar dengan mengaggap hatta sebagai abjad jar, boleh juga dibaca rafa' (رَأْسُهَا) dengan menganggap bahwa hatta sebagi karakter ibtidaiyyah, dengan lafazh رَأْسُهَا sebagai mubtada sedangkan khabar-nya dibuang, berikut bentuk lengkapnya: حَتَّى رَأْسُهَا مَاْكُوْلٌ
Am menunjukkan makna mencari/menuntut ketentuan (thalabut ta'yin) bila ia jatuh setelah hamzah yang memasuki salah satu di antara dua lafazh yang sederajat, misal:
أَزَيْدٌ عِنْدَكَ أَمْ عَمْرٌو = apakah Zaid berada disimu ataukah 'Amr?
Au menunjukkan makna pilihan (takhyir) atau pembolehan sehabis perintah (ibahah sesudah thalab), misal:
تَزَوَّجْ هِنْدًا أَوْ أُخْتَهَا = nikahilah Hindun atau saudaranya
جَالِسِ اْلعُلَمَاءَ أَوِ الزُّهَّادَ = pergaulilah ulama atau oranng-orang zuhud
atau menunjukkan makna ragu (syak), atau pengaburan (ibham), atau tafdhil apabila ia jatuh setelah kalimat berita (khabar), bukan perintah, misal:
لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ
"Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". (al-Kahfi:19).
وَاِنَّا اَوْ اِيَّاكُمْ لَعَلَى هُدًى
"Dan sesungguhnya kami atau kalian (orang-orang musyrik) niscaya berada dalam kebeenaran". (Saba:24).
كُوْنُوْا هُدًا اَوْ نَصَرَى
"Hendaklah kalian menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani,...(al-Baqarah:135).
Imma dengan hamzah yang di-kasrah-kan, maka maknanya sama dengan au bila jatuh sesudah khabar atau perintah, seperti:
تَزَوَّجْ اِمَّا هِنْدًا وَإِمَّا أُخْتَهَا = Nikahilah Hindun atau saudara-saudaranya
Adanya juga suatu pendapat yang menyampaikan bahwa bantu-membantu athaf itu hanyalah menggunakan waw, sedangkan imma adalah abjad tafshil (rincian).
Bal untuk menunjukkan makna idhrab, seperti:
قَامَ زَيْدٌ بَلْ عَمْرٌ = Zaid telah berdiri, bahkan 'Amr
Lakin untuk memperlihatkan makna susulan (istidrak), seakan-akan:
مَا مَرَرْتُ بِرَجُلٍ صَالِحٍ لَكِنْ طَالِحٍ = Aku tidak bertemu dengan laki-laki saleh tetapi pria yang fasik.
Huruf laa untuk me-nafi-kan aturan lafazh yang tiba sehabisnya, seperti:
جَاءَ زَيْدٌ لاَعَمْرٌى = Zaid telah datang, bukan 'Amr
Demikian artikel tentang Athaf dalam Bahasa Arab. Semoga bermanfaat!
0 Komentar Untuk "Athaf dan Fungsinya dalam Bahasa Arab"
Posting Komentar