IBX5980432E7F390 Maf'ul Fih dan Maf'ul Min Ajlih Beserta Contohnya - Doa Senjata Muslim

Maf'ul Fih dan Maf'ul Min Ajlih Beserta Contohnya

Maf'ul Fih


Maf'ul fih dikenal dengan zharaf zaman (keadaan waktu) dan zharaf makan (keadaan daerah). Zharaf zaman ialah isim zaman yang dinashabkan dengan memperkirakan makna fii (pada atau dalam), seperti lafazh:
No Zharaf Zaman Artinya
1 اْليَوْمَ Pada hari ini
2 الَّيْلَةَ Pada malam hari
3 بُكْرَةً Waktu pagi
4 سَحَرًا Waktu sahur
5 غَدًا Besok
6 عَتَمَةً Sepertiga awal malam, atau waktu 'isya
7 صَبَاحًا Waktu Shubuh
8 ًمَسَاء Waktu sore
9 أَبَدًا Kekal
10 أَمَدًا Selamanya
11 حِيْنًا Ketika
12 عَامًا Setahun
13 شَهْرًا Sebulan
14 أُسْبُوْعًا Seminggu
15 سَاعَةً Sesaat



Sedangkan Zharaf makan ialah isim makan yang dinashabkan dengan memperkirakan makna fii (di), seakan-akan lafazh berikut:
No Zharaf Makan Artinya
1 أَمَامَ Di depan
2 خَلْفَ Di belakang
3 قُدَامَ Di depan
4 وَرَاءَ Di belakang
5 فَوْقَ Di atas
6 تَحْتَ Di bawah
7 عِنْدَ Di sisi
8 مَعَ Beserta
9 إِزَاءَ Di muka atau di depan
10 حِذَاءَ Di muka
11 تِلْقَاءَ Di depan
12 ثَمَّ Di sana
13 هُنَا Di sini
Semua isim zaman mendapat i'rab nashab atas dasar dharaf, tiada perbedaan dalam hal itu antara yang mukhtash (yang ditentukan) darinya dan antara yang ma'dud (bilangan) dan mubham (samar). Yang dimaksud dengan mukhtash adalah lafazh yang dipakai sebagai tanggapan bagi lafazh mataa (kapan?).
Contoh:

يَوْمَ اْلخَمِيْسِ = Hari kamis

Misalkan ada pertanyaan:

مَتَى صُمْتَ = Kapan Anda berpuasa?.

Misalkan tanggapan Anda adalah sebagai berikut:

صُمْتَ يَوْمَ اْلخَمِيْسِ = Aku berpuasa pada hari kamis

Sedangkan yang dimaksud dengan ma'dud (bilangan) ialah lafazh yang dipakai sebagai tanggapan bagi lafazh kam (berapa?), seakan-akan usbu'(seminggu), dan Syahr (sebulan).
Contoh:

اِعْتَكَفْتُ أُسْبُوْعًا = Aku telah beri'tikaf seminggu

yang dimaksud dengan mubham (samar) ialah lafazh yang tidak digunakan sebagai tanggapan untuk sesuatu (pertanyaan dari lafazh mataa atau kam). Anda boleh  mengatakan:

جَلَسْتُ حِيْنًا وَوَقْتًا = Aku telah duduk sesaat dan seketika

Adapun isim-isim makanm tidak mendapat i'rab nashab atas dasar zharaf kecuali tiga jenis. Yang pertama adalah bentuk mubham, seakan-akan nama-nama arah yang enam, yaitu:

فَوْقَ = Di atas

تَحْتَ = Di bawah

يَمِيْنَ = Di kanan

شِمَالَ = Di kiri

أَمَامَ = Di depan

خَلْفَ = Di belakang

Dan lafazh-lafazh yang serupa dengannya.

Yang kedua ialah nama-nama ukuran jarak, seakan-akan:

مِيْلٌ = Mil

فَرْسَخٌ = Farsakh

بَرِيْدٌ = Satu Pos

Contoh:
سِرْتُ مِيْلًا = Aku telah berjalan satu mil.

Sedangkan yang ketiga yaitu isim yang musytaq (berakar) dari mashdar 'amilnya.
Contoh:

جَلَسْتُ مَجْلِسَ زَيْدٍ = Aku duduk di majlis Zaid

Contoh lainnya ialah firman Allah berikut:

وَاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ
"Dan bantu-membantu kami dahulu mampu menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya)". (al-Jin: 9).

Lafazh مَجْلِسَ berakar dari lafazh جَلَسَ, sedangkan lafazh مَقَاعِدَ berakar dari lafazh نَقْعُدُ.

Selain yang tiga jenis ini, yaitu dari isim-isim makan, tidak boleh dinashabkan sebagai zharaf, karena tidak semua isim makaan menjadi zharaf makan. lantaran itu, Anda dihentikan mengatakan جَلَسْتُ اْلبَيْتَ dilarang mengatakan صَلَّيْتُ اْلمَسْجِدَ dan dilarang pula menyampaikan قُمْتُ الطَّرِيْقَ tetapi Anda harus menjarkannya dengan fi'il zharfiyyah sehingga menjadi seolah-olah berikut:

جَلَسْتُ فِي اْلبَيْتِ = Aku telah duduk di dalam rumah itu

صَلَّيْتُ فِي اْلمَسْجِدِ = Aku telah shalat di dalam masjid itu

قُمْتُ فِي الطَّرِيْقِ = Aku telah berdiri di jalan

Sedangkan perkataan orang-orang Arab berikut:

دَخَلْتُ اْلمَسْجِدَ = Aku telah memasuki masjid itu

سَكَنْتُ اْلبَيْتَ =Aku telah menghuni rumah itu

Dapat dinashabkan lantaran diserupakan dengan maf'ul bih sebagai tawassu' (keleluasaan) dengan menggugurkan abjad jarnya.


Maf'ul Min Ajlih


Maf'ul min ajlih dikenal juga dengan nama maf'ul liajlih dan maf'ul lah. Maf'ul min ajlih ialah isim manshub yang dinyatakan sebagai klarifikasi bagi penyebab terjadinya fi'il (perbuatan).
Contoh:

قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالاً لِعَمْرٍ = Zaid telah bangkit sebagai penghormatan bagi 'Amr

قَصَدْتُكَ ابْتِغَاءَ مَعْرُوْفِكَ = Aku bermaksud menemui karena mencari kebaikanmu

Disyaratkan bagi Maf'ul min ajlih itu bersifat mashdar dan kebersamaannya dengan 'amil dalam hal waktu dan fa'ilnya, sebagaimana yang telah dikemukakan pada dua contoh di atas, dan juga seperti Firman Allah berikut ini:

Maf'ul Fih dan Maf'ul Min Ajlih Beserta Contohnya


Maf'ul Fih dan Maf'ul Min Ajlih Beserta Contohnya

وَلاَ تَقْتُلُوا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍ = "Dan janganlah kalian membunuh belum dewasa kalian karena takut kemisikinan". (al-Isra: 31).

يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ = "Mereka yang menafkahkan (membelanjakan) hartanya lantaran mencari keridhaan Allah". (al-Baqarah: 265)

Tidak boleh dikatakan تَأَهَبْتُ السَّفَرَ lantaran tidak bersekutu dengan 'amilnya dalam hal waktu. Tidak boleh pula dikatakan جِئْتُ مَحَبَّتَكَ اِيَّايَ lantaran tdak bersekutu dengan 'amilnya dalam hal fa'il, tetapi wajib dijarkan dengan lam, min, fi, atau ba yang mengandung makna ta'lil (alasan). Jadi, kita mampu menyampaikan:

تَأَهَبْتُ لِلسَّفَرِ = Aku telah mempersiapkan diri untuk bersafar

Kita juga dapat mengatakan:
جِئْتُ لِمَحَبَّتَكَ اِيَّايَ = Aku telah tiba kepadamu demi cintamu kepadaku

Terimakasih telah membaca artikel  Maf'ul Fih dan Maf'ul Min Ajlih Beserta Contohnya, semoga bermanfaat!

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Maf'ul Fih dan Maf'ul Min Ajlih Beserta Contohnya"

Posting Komentar