IBX5980432E7F390 Maf'ul Muthlaq dan Pembagiannya - Doa Senjata Muslim

Maf'ul Muthlaq dan Pembagiannya

Maf'ul muthlaq yaitu mashdar fadhlah (pelengkap) yang mengukuhkan makna bagi 'amilnya, atau untuk menjelaskan jenis 'amilnya atau bilangannya.

Fungsi Maf'ul Muthlaq


1. Lafazh yang mengukuhkan bagi makna 'amilnya.
Perhatikan teladan ayat berikut:
وَكَلَّمَ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا 
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan pribadi (an-Nisa: 164)

Juga seakan-akan perkataan berikut:
ضَرَبْتُ ضَرْبًا = Aku telah memukul dengan pukulan yang sesungguhnya. Lafazh ضَرْبًا mengukuhkan lafazh ضَرَبْتُ.

Fungsi Maf'ul Muthlaq dan Pembagiannya

2. Untuk menjelaskan jenis 'amilnya.
Perhatikan teladan ayat berikut:
فَاَجَذْنهُمْ اَخْذَ عَزِيْزٍ مُّقْتَدِر 
Lalu kami azab mereka sebagai azab dari yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa (al-Qamar: 42)

Lafazh اَخْذَ عَزِيْزٍ dan seterusnya mengukuhkan dan menjelaskan sifat siksaan. Juga seolah-olah perkataan berikut:
ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرْبَ اْلأَمِيْرِ = Aku telah memukul Zaid seolah-olah pukulan Amir

3. Untuk menjelaskan bilangan.
Perhatikan contoh ayat berikut:
فَدُكَّتَا دَكَّةً وَّاحِدَةً 
Lalu dibenturkan keduanya (bumi dan gunung-gunung itu) sekali bentur. (al-Haaqah: 14)

Juga seolah-olah perkataan berikut:
ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرَبْتَيْنِ =Aku telah memukul Zaid dengan dua kali pukulan

Pembagian Maf'ul Muthlaq


Maf'ul muthlaq terbagi dua, yaitu lafzhi dan maknawi. Apabila mashdar itu sesuai dengan lafazh fi'ilnya, maka ia adalah mashdar lafzhi. Hal ini sebagaimana yang telah dikemukakan dalam teladan di atas.

Sedangkan apabila mashdar itu sesuai dengan makna fi'ilnya, maka ia ialah mashdar maknawi. contoh:

جَلَسْتً قُعُزْدًا = Aku telah duduk dengan sebenar-benar duduk

قُمْتُ وُقُوْفًا = Aku telah bangun dengan sebenar-benar bangun

Mashdar ialah isim hadasts (nama dari insiden) yang berasal dari fa'il. Yang mendekati makna mashdar ialah hendaknya dikatakan mashdar, yaitu yang datang pada urutan ke tiga dalam tashrif fi'il, seolah-olah:

ضَرَبَ - يَضْرِبُ - ضَرْبًا
    3              2            1


Lafazh-lafazh yang dinashabkan


Beberapa lafazh terkadang dinashabkan kepada maf'ul muthlaq meskipun lafazh itu bukan mashdar. Yaitu dengan cara mengganti kedudukan mashdar yang menunjukkan keberadaannya, seolah-olah lafazh كُلٌّ dan lafazh بَعْضٌ yang dimudhafkan kepada mashdar. Perhatikan kedua teladan ayat berikut:

فَلَا تَمِيْلُوْا كُلَّ اْلمَيْلِ
Karena itu, janganlah kalian terlalu cenderung (kepada yang kalian cintai). (an-Nisa: 129)

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ اْلاَقَاوِيْلِ 
Seandainya dia (Muhammad) mengada-ngadakan sebagian perkataan atas (nama) kami, (al-Haaqah: 44)

'Adad juga mampu mengganti kedudukan mashdarnya. perhatikan pola berikut:

فَاجْلِدُوْهُمْ ثَمَانِيْنَ جَلْدَةً
Maka deralah (mereka yang menuduh itu) delapan puluh kali dera. (an-Nur: 4)

Lafazh ثَمَانِيْنَ berkedudukan sebagai maf'ul muthlaq sedangkan lafazh جَلْدَةً menjadi tamyiz

Selain itu, isim alat juga mampu mengantikan kedudukan mashdar, seolah-olah dalam contoh berikut:
ضَرَبْتُ سَوْطًا أَوْعَصًا أَوْ مِقْرَعَةً = Aku telah memukulnya dengan cambuk atau tongkat atau kapak.

Bentuk asalnya ialah:
ضَرَبْتُهُ ضَرْبًا بِسَوْطٍ أَوْعَصًا أَوْ مِقْرَعَةٍ = Aku telah memukulnya dengan pukulan cambuk atau tongkat atau kapak.

Lafazh مِقْرَعَةٍ di 'athafkan kepada عَصًا yang dia sendiri di'athafkan kepada بِسَوْطٍ.

Terimakasih telah membaca artikel tentang Munada yang Dimudhafkan Kepada Ya Mutakallim, biar bermanfaat!

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Maf'ul Muthlaq dan Pembagiannya"

Posting Komentar