IBX5980432E7F390 Amil Jazm dan Contohnya - Doa Senjata Muslim

Amil Jazm dan Contohnya

Amil yang menjazmkan fi’il mudhari’ ada delapan belas macam dan terbagi menjadi dua cuilan, yaitu yang menjazmkan satu fi’il dan yang menjazmkan dua fi’il.

Amil jazm yang menjazmkan satu fi’il terdiri atas tujuh aksara, yaitu:
1. Lam Nafi, seakan-akan yang terdapat pada firman Allah berikut:

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُوًّا اَحَدُ
“Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia’’. (Al-Ikhlash:3-4).

2. Lamma, seperti yang terdapat pada firman Allah ta'ala:

لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ
manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,.('Abasa:23)

3. Alam, seakan-akan yang terdapat pada firman Allah ta'ala:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, (Al-Insyirah:1).

4. Alamma, seakan-akan dalam ungkapan penyair:

عَلَى حِيْنِ عَاتَبْتُ اْلمَشِيْبَ عَلى الصِّبَا * فَقُلْتُ اَلَمَّا اَصْحُ وَالشَّيْبُ وَازِعٌ
Sewaktu saya mencela masa tuaku karena masih memperturutkan kemauan hawa nafsu, saya berkata kepada diriku sendiri, apakah masih belum kapok dari bermabuk-mabukan padahal usia sudah tua.

5. Lam amar (lam yang memperlihatkan makna ajakan) dan lam doa (lam yang memperlihatkan makna doa), seperti yang terdapat pada firman Allah berikut:

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ
Hendaklah orang yang sanggup memberi nafkah berdasarkan kemampuannya. (At-Talaq:7)

 لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ
 Biarlah Tuhanmu membunuh kami saja (Az-Zukhruf:77)

 6. Laa nahi (laa yang menunjukkan makna larangan) dan laa doa (laa yang menunjukkan makna doa), seperti yang terdapat pada firman Allah berikut:

 لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
 Janganlah kamu berduka cita, bahu-membahu Allah beserta kita.. (At-Taubah:40)

 رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا
 Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami... (al-baqarah:286)

 7. Thalab (tuntutan), apabila fa jawab dari fi'il mudhari' sesudahnya gugur, tetapi dengan gugurnya fa tersebut dimaksudkan sebagai jawaban (jazaa), seakan-akan:

 قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ
  Katakanlah: "Marilah kubacakan (Al-An'am:151)

  yang menjadi contohnya ialah lafazh أَتْلُ .

Contohnya lainnya seolah-olah perkataan seorang penyair:

قِفَا نَبْكِ مِنْ ذِكْرِيْ حَبِيْبٌ وَمُنْزِلٌ * بِسِقْطِ اللِّوَى بَيْنَ الدُّخُوْلِ فَحَوْمَلَ
Berhentilah kau berdua, tentu kami menangis karena mengingat kekasih dan rumah kekasih yang terletak di Siqtil Liwa antara Dakhul dan Haumal. (yang menjadi buktinya adalah lafazh نَبْكِ).

Sedangkan amil jazm yang menjazmkan dua fi'il terdiri atas sebelas huruf.

1. In, acuan:

إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ
Jika Allah menghendaki, pasti Dia musnahkan kamu (An-Nisa':133)

2. Maa, seperti:

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, pasti Allah mengetahuinya.... (Al-Baqarah:197)

3. Man, contoh:

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu.. (An-Nisa': 123)

4. Mahmaa, seperti ungkapan penyair:

اَغَرَّكِ مِنِّيْ أَنَّ حُبَّكِ قَاتِلِيْ * وَإِنَّكِ مَهْمَا تَاْمُرِي اْلقَلْبَ يُفْعَلِ
Apakah engkau merasa yakin bahwa cintaku kepadamu dapat membunuh diriku, dan bahwa apapun yang engkau perintahkan berdasarkan kehendak hatimu niscaya akan dilaksanakan

5. Idzmaa, acuan:

إِذْمَا تَقُمْ أَقُمْ = Apabila kamu berdiri niscaya aku pun berdiri

6. Ayyun, teladan:

أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia memiliki al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) (Al-Isra': 110)

7. Mataa, seperti ungkapan penyair berikut:

مَتَى أَضَعِ اْلعِمَامَةَ تَعْرِفُوْنِيْ
kapanpun saya meletakkan surban, niscaya kalian mengenalku.

8. Ayyaana, seolah-olah kata penyair berikut:

مَا تَعْدِلْ بِهِ الرِّيْحُ تَنْزِلْ
Kapanpun angin itu bertiup hening, istirahatlah kamu.

9. Aina, contoh:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ
Di mana saja kau berada, akhir hidup akan mendapatkan kau (An-Nisa': 78)

10. Annaa, seolah-olah kata penyair:

فَأَصْبَحْتَ أَنَّى تَأْتِهَا تَأْتِهَا تَسْتَجْرِ بِهَا * تَجِدْ حَطَبًا جَزِلاً وَنَارً تَأَجَّجًا
Manakala engkau mendatanginya untuk memenuhinya dengan kayu api, maka engkau akan menemukan banyak kayu dan api yang menyala terus.

11. Haitsumaa, seakan-akan kata penyair:

حَيْثُمَا تَسْتَقِم يُقَدِّرْ لَكَ اللهُ نَجَاحًا
Sekiranya engkau menempuh jalan yang lurus, pasti Allah akan memastikan kesuksesan bagimu

Adawat atau amil yang sebelas di atas seluruhnya terdiri atas isim, kecuali in dan idzmaa, karena keduanya ialah abjad. Fi'il yang pertama dinamakan syarat, sedangkan yang kedua dinamakan jawab dan jazaa.

Apabila jawab tidak layak untuk dijadikan syarat, maka wajib disertakan dengan fa, seperti pada firman Allah berikut:

وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (Al-An'am:17)

Lafazh هُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ jumlah ismiyyah, tidak mampu dijadikan syarat, maka ditambahkan fa.

إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
Jika kamu (benar-benar) menyayangi Allah, ikutilah aku.. (Ali 'Imran: 31)

Lafazh اتَّبِعُونِي fi'il amar, tidak bisa dijadikan fi'il syarat, maka perlu ditambahkan fa.

وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ
Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala) nya.. (Ali 'Imran: 115)

Fi'il jawabnya di-nafi-kan dengan lan.

Atau dengan idzaa fujaiyyah, seperti firman Allah berikut:

وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ
Dan apabila mereka ditimpa suatu petaka (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. (Ar-Rum: 36)

Penulis kitab Ajurumiyyah menandakan bahwa lafazh kaifamaa termasuk amil jazm. contoh:

كَيْفَمَا تَفْعَلْ أفْعَل = Bagaimanapun kamu melakukan, niscaya aku pun melaksanakan.

"Men-jazm-kan dengan menggunakan lafazh kaifamaa itu berdasarkan pendapat mazhab kufah, sedangkan kami tidak menemukan satu bukti pun untuk lafazh kaifamaa dalam kalam Arab". Terkadang fi'il mudhari' itu di-jazm-kan dengan memakai  lafazh idzan karena darurat syair, seakan-akan perkataan penyair berikut:

اِسْتَغْنِ مَا أَغْنَاكَ رَبُّكَ بِاْلغِنَى * وَإِذًا تُصِبْكَ خَصَاصَةٌ فَتَجَمَّلْ
Bersikap lapanglah selama Allah menganugerahkan kekayaan kepadamu; dan manakala kamu tertimpa kesusahan, maka bersabarlah.

Dan seperti perkataan seorang penyair berikut:

وَإِذًا تَصِبْكَ خَصَاصَةٌ فَارْجُ اْلغِنَى * وَإِلَى الَّذِيْ يُعْطِيْ الرَّغَائِبَ فَارْغَبْ
Apabila kamu tertimpa kesusahan, maka mohonlah kecukupan; dan kepada Tuhan yang memberi semua yang diinginkan memintalah!

Demikianlah artikel perihal Amil Jazm dan Contohnya ini saya buat, semoga mampu bermanfaat bagi pembaca, dan hingga jumpa di artikel selanjutnya!

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

1 Komentar Untuk "Amil Jazm dan Contohnya"