IBX5980432E7F390 Penjelasan Tentang Maf'ul Bih - Doa Senjata Muslim

Penjelasan Tentang Maf'ul Bih

Maf'ul Bih

Maf'ul bih ialah isim yang menjadi sasaran perbuatan (objek), seakan-akan dalam teladan berikut:

ضَرَبْتُ زَيْدًا = Aku telah memukul Zaid

رَكِبْتُ اْلفَرَسَ = Aku telah menunggang kuda

وَاتَّقُوْا اللهَ = Dan bertaqwalah kepada Allah

وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلَاةَ = Dan (mereka) yang mendirikan shalat (al-Baqarah: 3).

Penjelasan Tentang Maf'ul Bih dan Munada

Maf'ul bih terbagi atas dua belahan, yaitu zhahir dan mudhmar. Maf'ul bih yang dhahir acuannya sebagaimana yang telah dituliskan di atas.

Sedangkan maf'ul bih yang mudhmar ada dua belahan, yaitu dhamir muttashil, seperti lafazh:
أَكْرَمَنِيْ dan saudara-saudaranya (yaitu: أَكْرَمَنِيْ، أًكْرَمَنَا، أَكْرَمَكَ، أَكْرَمَكُمَا، أكْرَمَكُمْ dan seterusnya), dan dhamir munfashil, seperti lafazh إِيَّايَ dan saudara-saudaranya. Hal ini telah dikemukakan dalam artikel Dhamir Nashab Munfashil dan Dhamir Nashab Muttashil Beserta Contohnya, yaitu:

اِيَاهُ، اِيَّاهُمَا، اِيَّاهُمْ، اِيَّاهاَ، اِيَّاهُمَا، اِيَّاهُنَّ

اِيّاكَ، اِيَّاكُمَا، اِيَّاكُمْ، اِيَّاكِ، اِيَّاكُمَا، اِيَّاكُنَّ

اِيَّايَ، اِيَّانَا

Pada dasarnya maf'ul bih itu hendaknya terletak sehabis fa'il, seakan-akan yang terdapat dalam firman Allah ta'ala berikut:

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ
Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud (an-Naml: 16).

Baca Juga:

Maf'ul Muqaddam (Maf'ul yang Didahulukan)


Terkadang ada juga maf'ul yang mendahului fi'il secara boleh (jawaz), seakan-akan teladan berikut:

ضَرَبَ سَعْدَى مُوْسَى  = Musa telah memukul Sa'da

Adakalanya secara wajib, acuannya:

زَانَ الشَّجَرَ نَوْرُهُ = Bunga itu telah menghiasi pohonnya.

Keterangan:
Lafazh الشَّجَرَ berkedudukan sebagai maf'ul yang wajib di dahulukan dari fa'il. Fa'ilnya ialah lafazh نَوْرُهُ, padanya terdapat dhamir yang merujuk kepada maf'ul, yaitu huruf hu.

Terkadang fa'il itu mendahului fi'il dan fa'il, dan di antaranya ialah amilnya disimpan (tidak disebutkan) secara jawwaz (boleh), seakan-akan lafazh قَالُوا خَيْرًا dalam firman Allah berikut:

وَقِيْلَ لِلَّذِيْنَ اتَّقُوْا مَاذا اَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوْا خَيْرًا
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertaqwa, "Apakah yang telah diturunkan Tuhan kalian?" Mereka menjawab, "kebaikan".

Dan adakalanya didahulukan secara wajib pada beberapa tempat. Diantaranya ialah bagian isytighal. Hakikat isytighal ialah hendaknya isim didahulukan dan fi'il di akhirkan letaknya, atau sifat yang disibukkan oleh pengamalan pada dhamir isim tersebut, atau pada dhamir isim yang berkaitan dengan pengamalan pada isim tadi. Contoh:

زَيْدًا اِضْرِبْهُ = Zaid, pukullah beliau olehmu!

زَيْدًا اَنَا ضَارِبُهُ اْلأَنَ أوْ غَدًا = Zaid, akulah yang memukulnya kini atau besok

زَيْدًا ضَرَبْتُ غُلَامَهُ = Zaid telah kupukul pelayannya.

وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنَاهُ طَائِرُهُ فِي عُنُقِهِ
Dan tiap-tiap insan telah kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaiaman tetapnya kalung) pada lehernya (al-Isra' 13)
Keterangan:Pada acuan pertama memperlihatkan bahwa isim didahulukan dan fi'il iakhirkan letaknya, sedangkan pada contoh kedua menunjukkan sifat yang disibukkan oleh pengamalan, dan pada teladan ketiga dan keempat memperlihatkan pada dhamir isim yang berkaitan dengan pengamalan; atau dengan kata lain, amil yang musytaghal (disibukkan) oleh penyebab isim.
Isim pada semua contoh tersebut di atas dinashabkan dengan amil yang di buang (tidak disebutkan) secara wajib yang dijelaskan oleh amil yang berada sesudahnya. Bentuk lengkap dari keempat teladan di atas yaitu sebagai berikut:

اِضْرِبْ زَيْدًا اِضْرِبْهُ = Pukullah Zaid, pukullah dia olehmu!

اَنَا ضَارِبٌ زَ َيْدًا اَنَا ضَارِبُهُ اْلأَنَ أوْ غَدًا =
Aku yang memukul Zaid, sayalah yang memukulnya sekarang atau besok

أَهَنْتُ زَيْدًا ضَرَبْتُ غُلَامَهُ = Aku telah menghina Zaid, telah kupukul pelayannya.

الزَّمْنَا كُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنَاهُ طَائِرُهُ فِي عُنُقِهِ
Kami telah tetapkan tiap-tiap manusia, telah kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya.

Terimakasih telah membaca artikel ini, supaya bermanfaat! Insyaa Allah pada artikel selanjutkan akan saya tuliskan klarifikasi perihal Munada. Salam!

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Penjelasan Tentang Maf'ul Bih"

Posting Komentar