Pembagian Dhamir dalam Bahasa Arab Beserta Contohnya
Pembagian Dhamir dalam Bahasa Arab Beserta Contohnya
Salam persahabatan! Kemarin kita sudah membahas pengertian Ilmu Nahwu dan Sharaf, dan hari ini kita akan membahas pengertian dan pembagian dhamir.
Apa Itu Dhamir?
Kata mudhmar dan dhamir yaitu dua isim yang sama maksudnya, yaitu mengenai lafazh yang dipergunakan untuk mutakallim (pembicara), seakan-akan lafazh أَنَا (saya), atau untuk mukhatab (orang yang iajak bicara atau orang kedua) seolah-olah lafazh أَنْتَ (kamu), atau untuk yang ghaib (orang ketiga), seperti lafazh هُوَ (dia). Dhamir juga sering disebut sebagai kata yang memperlihatkan kepada makna beliau, engkau, saya, maupun seseorang, berdua atau banyak, laki-laki ataupun wanita.
Pembagian Dhamir
Isim dhamir terbagi menjadi dhamir mustatir (tidak ditampakkan) dan dhamir bariz (yang ditampakkan). Dhamir mustatir ialah dhamir yang tidak berbentuk dalam ucapan (tidak diucapkan), yaitu adakalanya mustatir yang bersifat wajib seakan-akan dhamir yang diperkirakan keberadaannya pada fi’il amr yang memperlihatkan seorang mudzakkar seolah-olah lafazh:
اِضْرِبْ = Pukullah
قُمْ = Berdirilah
Juga pada fi’il mudhari’ yang dimulai dengan huruf ta khithab kepada seorang mudzakkar, seperti lafazh:
تَقُوْمُ = Kamu berdiri
تَضْرِبُ = Kamu memukul
Dan ada fi’il mudhari’ yang dimulai dengan aksara hamzah, seperti lafazh:
أَقُوْمُ = Saya berdiri
أَضْرِبُ = Saya memukul
Atau fi’il mudhari’ yang dimulai dengan aksara hamzah seperti nun, seperti lafazh:
نَقُوْمُ = Kami berdiri
نَضْرِبُ = Kami memukul
Adakalanya mustatir yang bersifat jawaz seperti dhamir yang diperkirakan keberadaannya dalam acuan lafazh:
زَيْدٌ يَقُوْمُ = Zaid sedang berdiri
هِنْدٌ تَقُوْمُ = Hindun sedang bangkit
Tidak terdapat dhamir mustatir itu kecuali dhamir marfu’ (yang dirafa’kan), adakalanya sebagai fa’il atau naibul fa’il.
زَيْدٌ يَقْرَأُ اْلقُرْآنَ = Zaid sedang membaca al-Quran
Atau menjadi naibul fa’il, seakan-akan:
اْلقُرْآنَ يُقْرَأُ = Al-Quran sedang dibacakan
Sedangkan dhamir bariz ialah dhamir yang berbentuk dalam ucapan dan terbagi menjadi dhamir yang muttashil (bersambung) dan dhamir yang munfashil (terpisah).
Dhamir muttashil ialah dhamir yang tidak boleh diletakkan pada permulaan kalimat dan dilarang pula berada sehabis إِلاَّ , seakan-akan huruf ta pada lafazh قُمْتُ dan huruf kaf pada lafazh أَكْرَمَكَ.
Contoh dhamir muttashil yang marfu’ seolah-olah lafazh-lafazh berikut:
عَلِمْتَ – عَلِمْتِ – عَلِمْتُمَا – عَلِمْتُمْ – عَلِمْتُنَّ – عَلِمْتُ – عَلِمْنَا.... Dan seterusnya .
عَرَفْتَ – عَرَفْتِ ..... Dan seterusnya .
Contoh dhamir muttashil yang manshub, seperti lafazh-lafazh berikut:
أَكْرَمَكَ – أَكْرَمَكِ – أَكْرَمَكُمَا – أَكْرَمَكُمَا – أَكْرَمَكُمْ – أَكْرَمَكُنَّ – أَكْرَمَهُ – أَكْرَمَهَا – أَكْرَمَهُمَا ...... Dan seterusnya .
Sedangkan dhamir munfashil ialah dhamir yang boleh diletakkan pada permulaan kalimat dan juga boleh berada sesudah إِلاَّ, seperti teladan berikut:
أَنَا مُؤْمِنٌ = Aku beriman
وَمَا قَامَ إِلاَّ أَنَا = Tiada yang bangun kecuali saya.
Dhamir-dhamir secara keseluruhan terbagi ke dalam beberapa macam, iantaranya:
- Dhamir rafa' munfashil, seolah-olah: هُوَ، هُمَا، هُمْ dan
seterusny a. - Dhamir nasab munfashil, seperti: اِيَّاهُ، اِيَّاهُمَا، اِيَّاهُمْ dan seterusnya.
- Dhamir rafa' muttashil, seolah-olah: فَعَلَ، فَعَلاَ، فَعَلُوْا dan seterusnya.
- Dhamir nasab muttashil, seakan-akan: نَصَرَهُ، نَصَرَهُمَا، نَصَرَهُمْ dan seterusnya.
- Dhamir jar bil idhafah, seakan-akan: بَيْتُهُ، بَيْتُهُمَا، بَيْتُهُمْ dan seterusnya.
- Dhamir jar bil huruf, seolah-olah: مِنْهُ، مِنْهُمَا، مِنْهُمْ dan seterusnya.
Note:
- Munfashil artinya yang terpisah, yaitu dhamirnya terpisah seakan-akan هُمَا يَذْهَبَانِ , pada teladan terlihat bekerjsama dhamir هُمَا terpisah dari fiilnya, oleh lantaran itulah هُمَا disebut dhamir munfashil.
- Muttashil artinya yang berhubung/bersambung, yaitu dhamirnya bersambung seperti فَعَلَ , di dalam فَعَلَ terdapat dhamir هُوَ yang berarti فَعَلَ dan هُوَ terhubung/tersambung, oleh karena itulah هُوَ disebut dhamir muttashil.
- Jar bil idhafah artinya menggabungkan isim dengan dhamir, contohnya بَيْتُ (isim) digabung dengan ُـه (dhamir), maka akan menjadi بَيْتُهُ , oleh lantaran itulah ُـه ini disebut dhamir jar bil idhafah.
- Jar bil abjad artinya karakter bersambung dengan dhamir, contohnya مِنْ (huruf) bersambung dengan ـهُ (dhamir), maka akan menjadi مِنْهُ , oleh lantaran itulah ـهُ ini disebut dhamir jar bil huruf.
BACA JUGA:
Demikanlah penjelasan wacana Pembagian Dhamir dalam Bahasa Arab, biar bermanfaar. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, salam.
Sumber: كتاب التصريف، ترتيب: حسن بن أحمد
0 Komentar Untuk "Pembagian Dhamir dalam Bahasa Arab Beserta Contohnya"
Posting Komentar